Senin, 09 Mei 2016

Analisa Rasio

Analisa Rasio


A.      Pengertian Analisa Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisa rasio  akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada kepada analis tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan analisa rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Analisa rasio digunakan utk mengukur tingkat likuiditas, solvabilitas, efektifitas operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitability perusahaan).  Untuk dapat menentukan/mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding yaitu:
                      Ratio rata-rata industri
                      Rasio Historis

KEUNGGULAN ANALISA RASIO
1.   Lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2.   Pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan lapran keuangan.
3.   Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4.   Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi
5.   Menstandarisir size perusahaan.
6.   Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain.
7.   Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang

KETERBATASAN ANALISA RASIO
  1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
  2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini.
  3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam penghitungannya.
  4. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama, sehingga jika diperbandingkan akan menimbulkan kesalahan.

MANFAAT ANALISIS  RASIO KEUANGAN
Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.

Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

PENGGOLONGAN ANGKA RASIO
1.  Rasio Likuiditas (Rasio Neraca)
2.  Rasio Solvabilitas (Rasio Neraca)
3.  Rasio Aktivitas (Rasio antar Laporan Keunagan -Neraca dan Rugi/laba)
4.  Rasio Rentabilitas (Rasio Laporan Rugi Laba)

B.      Analisa Rasio Likuiditas
Rasio untuk  mengukur kemampuan perusahaan:
1.      Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya
2.      Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal
3.      Membayar bunga & dividen yg dibutuhkan
4.      Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan

Rasio Likuiditas terdiri dari:
a.    Rasio Lancar (Current Ratio)
Menunjukkan tingkat keamanan (Margin of Safety)  Kreditor Jk Pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban Jangka pendek
Rumus:
Aktiva lancar
                               X 100 %
Hutang lancar

Rasio lancar   200 % kadang-kadang sdh memuaskan bagi perusahaan, tetapi ratio 200% hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sbg titik tolak utk mengadakan analia lebih lanjut. Rasio lancar  yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan, misalnya:
       Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut
       Saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih
       Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang Kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. Analis sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancer harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1.    Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;
2.    Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu;
3.    Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya
4.    Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo pihutang yang cukup besar tetapi pihutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan
5.    Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar, karena nilai persediaan semakin turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutama ditunjukkan dalam persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan:
6.    Perubahan persediaan dalain hubungannya dengan volume penjualan se karang atau di masa yang akan datang, yang rnungkin adanya over investment dalarn persediaan;
7.    Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar,  kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang maka  dibutuhkan adanya ratio yang besar pula;
8.    Type atau jenis perusahaan (Memproduksi sendiri barang yang dijual,  perdagangan atau perusahaan jasa).

b.   Rasio Kas (Cash ratio)
Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia
Rumus:
 Setara Kas = Kas + Surat Berharga
                                                              x 100 %
Hutang lancar
           
c.   Rasio cepat (quick ratio)
Membayar kewajiban dgn aktiva lancar yang lebih likuid
Rumus:
Setara Kas + Piutang
                                                  x 100 %
     Hutang lancar
                 
 d. Working Capital to Total Assets
Mengukur likuiditas dari total aktiva & posisi modal kerja
Rumus:

                        Aktiva Lancar – Hutang Lancar x 100 %
                            Total Aktiva

C.      Analisa Rasio Solvabilitas
      Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam  membayar kewajiban jangka panjangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang.

Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudahi dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang misalnya:.
          Adanya understated (dicatat terlalu kecil) atas penyusutan  mengakibatkan laba dalam tahunn pertama besar,karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi dalam jangka panjang  perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, kondisi ini merupakan penurunan kapasitas yang sangat membahayakan kelangsungan usaha, krn aktiva blm habis disusut tetapi sudah tidak dapat digunakan.
          Jatuh tempo htg jk panjang tidak direncanakan dgn baik, sehingga pada saat jatuh tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
          Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.
          Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok historis (dengan metode FIFO), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat rendah, padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiva lancar (terutama persediaan) semakin turun karena dengan jumlah uang yang sama tidak dapat memperoleh jumlah  kuantitas persediaan yang sana sepertijumlah sebelumnya

Rasio solvabiltitas terdiri rasio dari:
a.   Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
Menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan di Neraca

Rumus:
Total Modal Sendiri
                                           x 100 %
     Total Aktiva
                   
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai  aktiva perusahaan
Bila membandingkan ratio ini dari tahun ke tahun atau antara perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi berbagai perbedaan yang disebabkan:
·         Perbedaan kebijaksanaan di dalam metode penyusutan.
Misalnya dua perusahaan yang mempunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tsb menggunakan metode penyusutan yang berbeda.
·         Perbedaan dalam penggantian/penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sedang lainnya segera mengganti aktivanya, maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-laba karena penggantian.
·         Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai buku. Kalau yang satu menyesuaikan dengan kenaikan harga atau mengadakan revaluasi dan yang lain ttetap mencatat at cost.
·         Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur modal yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar deviden yang besar sedang lainnya illikuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan dengan stock devidend, maka ini akan herakibat pada proprietory ratio yang berbeda
·         Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.

b.   Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap
Menujukkan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri
Rumus:
      Modal Sendiri
                                              x 100 %
            Nilai Buku  Aktiva Tetap
            Kalau rasio ini >100% berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modala sendiri
Kalau rasio ini <100% maka sebagian aktiva tetap dibiayai dengan modal pinjaman sedang aktiva lancar dibiayai dengan seluruh modal pinjaman

c.   Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap
Menujukkan tingkat keamanan yg dimiliki kreditor atau kekmampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus:

Nilai Buku  Aktiva Tetap                                
                                           x 100 %
            Hutang Tetap

d.   Rasio Nilai Buku Per saham
Menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan degan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan  harga yang sama dengan nilai bukunya
Rumus:

       Jumlah Modal                                         
                                           x 100 %
       Saham Berdedar (Lbr)

e.   Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap
Menujukkan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan  jaminan aktiva tetap
Rumus:

  Nilai Buku  Aktiva Tetap     
                                           x 100 %
                Hutang Tetap

f.  Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang
Rumus:

        Total Hutang     
                                           x 100 %
                Total Aktiva


D.      Analisa Rasio Aktivitas
Rasio aktivas terdiri dari:
  1. Perputaran Piutang
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu
Rumus:

       Penjualan Kredit       
                                                =….. x
                Piutang rata-rata
Semakin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over invesment dalam piutang.
Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut:
-          Turunnya penjualan dan naiknya piutang.
-          Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.
-          Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yaang lebih besar.
-          Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap.
-          Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.


b.   Days of Receivable
            Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang
Rumus:

Piutang rata-rata           x 360 hari          
                                                                  =….. x
                Penjualan Kredit
Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang
c.   Perputaran Persediaan
Kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periode tertentu
Harga Pokok Penjualan               
                                                       =….. x
              Persediaan  rata-rata
Semakin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang tertanam dlm persediaan  semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan

  1. Days Of Inventory
            Periode rata-rata persediaan berada digudang
Rumus:

Persediaan rata-rata x 360 hari              
                                                                   =….. x
               Harga Pokok Penjualan
Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada digudang
f.    Peprputaran Modal Kerja
Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu (Siklus kas dari perusahaan)
Rumus:

           Penjualan             
                                                                   =….. x
              Aktiva Lancar – Hutang Lancar


E.       Analisa Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas terdiri rasio dari:
a.   Ratio Operating Income dengan Operating Assets
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut
            Rumus:
    Laba Usaha
                                     x 100 %
         Aktiva Usaha
Aktiva Usaha: Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan
Manfaat Rasio ini: dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama untuk dua periode yang berbeda
Ratio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
-  Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dlm hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
-  Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.
-  Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran
-  Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
b.   Turnover dari Operating Assets
Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktiva telah digunakan dalam kegiatan usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode
Rumus:
    Penjualan
                                     x 100 %
         Aktiva Usaha

  1. Gross Profit Margin
Mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan menghasilkan laba kotor sekian rupiah
Rumus:
   Laba kotor
                                     x 100 %
                 Penjualan

d.   Operating Margin Ratio
Rumus:
   Laba usaha
                                     x 100 %
                 Penjualan

e.   Net Margin Ratio
Rumus:
Laba Bersih-Pajak
                                     x 100 %
                 Penjualan

  1. Operating Ratio
            Biaya operasi per rupiah penjualan
Rumus:
      HPP + Biaya Operasi                     
                                              x 100 %
                    Penjualan


F.       Rasio Profitabilitas
Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen seatu perusahaan.

a.       A. Margin Laba Penjualan (Profit Margin On Sales)
Rasio profit margin atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
              
Ø  Margin Laba Kotor, dapat digunakan untuk menentukan Harga Pokok Penjualan.

                  Profit Margin On Sales = Net Sales Cost of Good Sold
                                                                          Sales
                  
Ø  Margin Laba Bersih, menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
                               
                   Net Profit Margin On Sales = Earning After Interest And Tax (EAIT)
                                                                   
                                                                                         Sales


a.       B. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment/ROI)
ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
             ROI =  Earning After Interest And Tax (EAIT)
                    
                                   Total Assets 


a.       C. Hasil Pengembalian Investasi (ROI) Dengan Pendekatan Du Pont
Hasil Pengembalian Investasi seperti rumus diatas dapat juga dicari dengan menggunakan pendekatan Do Pont dengan rumus sebagai berikut :
             ROI = Margin Laba Bersih X Perputaran Total Aktiva


D. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat. 
                ROA =  Earning After Interest And Tax
                      
                                   Equitas



a.       E. Hasil Pengembalian Ekuitas (ROA) Dengan Pendekatan Du Pont
Hasil Pengembalian Ekuitas seperti rumus diatas, dapat juga dicari dengan menggunakan pendekatan Do Pont dengan rumus sebagai berikut :
                   ROI = Margin Laba Bersih X Perputaran Total Aktiva X Pengganda Equitas


a.       F. Laba per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Commont Stock)
Rasio ini disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
 Laba per Saham = Laba Saham Biasa
                       

                            Saham Biasa yang Beredar 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar